Meraih ampunan dari Allah adalah
sesuatu yang amat diharapkan. Tiadak ada seorang pun yang tidak berharapuntuk
meraih ampunannya. Entah seorang ahli ilmu, ahli ibadah, apalagi ahli maksiat.
Terlebih lagi orang-orang yang
menempuh jalan kembali kepada Allah dengan taubat. Banyaknya rintangan dan
hambatan yang harus ditemui. Sehingga menyebabkan seorang hamba harus waspada
karena dia telah merasa taubatnya diterima, dan kemudian perasaaan itu justru
menyeretnya kedalam lembah dosa yang lainnya.
Untuk itu ketahuilah, tauhid yang
bersih merupakan kunci untuk meraih ampunan Allah subhanahu wa ta'ala. Namun
hal ini tidaklah sesederhana dan semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan
orang.
Meninggal diatas tauhid yang
bersih merupakan salah satu dari kunci dari meraih ampunan dosa. Orang yang
meniggal dalam keadaan syrik besar atau tidak bertaubat darinya maka dia pasti
akan masuk kedalam neraka. Adapun orang yang meniggal dalam keadaan bersih dari
syirik besar tetapi masih terkotori dengan syirik kecil sementara kebaikannya
lebih berat daripada timbangan keburukannya maka dia pasti masuk surga. Dan
orang yang meninggal dalam keadaan bersih dari syirik besar namun masih
memiliki syirik kecil sedangkan keburukan/dosanya justru lebih berat dalam
timbangan maka orang itu berhak masuk neraka namun tidak kekal di sana
Dari Anas bin
Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Allah ta’alaberfirman, “Wahai anak Adam!
Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh isi bumi
lalu kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu
apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sebesar itu
pula.” (HR. Tirmidzi, dan dia menghasankannya)
Dari hadist di atas menunjukkan
bahwa tauhid adalah salah satu kunci utama untuk meraih ampunan dari Allah. Dan
ini bukan suatu hal yang mudah, karena syaratnya adalah harus bersih dari
kesyirikan banyak maupun sedikit. sementara itu tidak ada yang selamat dan
bersih kecuali orang-orang yang diselamatkan oleh Allah ta'ala. Allah berfirman
:
"ada hari ketika tidak lagi
bermanfaat harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan
hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89)."
Para ulama salaf berkata : "setiap
maksiat adalah bentuk lain kesyirikan" dan sebagian salaf berkata
: "tidaklah aku berjuang menundukkan jiwaku untuk menggapai suatu
yang lebih berat dari pada ikhlas". Tidak ada yang bisa memahami hal
ini kecuali seorang mukmin, maka dia tidak akan berjuang menundukkan jiwanya
demi keikhlasan.
Sebagian manusia ada yang
cita-cita hidupnya hanya mendapatkan dunia dan perkara itulah yang paling di
kejar olehnya. hanya itulah yang pertama dan yang terakhir dicarinya. maka
apabila ada orang semacam ini maka dia berada dalam kebinasaan dan kerugian.
Allah ta'ala
berfirman "bagaimanakah pendapatmu mengenai orang yang telah
menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahan?." (QS. Al-furqon: 43).
Terlalu berlebihan kecintaan
kepada dunia sebagian orang tega menjadikan amal akhirat sebagai alat untuk
menggapai ambisi-ambisi dunia semata!. Beralmal soleh semata-mata untuk
menggapai kesenangan dunia tanpa ada keinginan untuk memperoleh balasan akhirat
dapat menghapuskan pahala dan amalan yang telah di dapat.
Wallahuta'ala alam
http://afrioni-word.blogspot.com/2011/03/meraih-ampunan-allah.html...
BalasHapusmakasih...