3.6.12

Meraih Ampunan-Nya


Meraih ampunan dari Allah adalah sesuatu yang amat diharapkan. Tiadak ada seorang pun yang tidak berharapuntuk meraih ampunannya. Entah seorang ahli ilmu, ahli ibadah, apalagi ahli maksiat.
Terlebih lagi orang-orang yang menempuh jalan kembali kepada Allah dengan taubat. Banyaknya rintangan dan hambatan yang harus ditemui. Sehingga menyebabkan seorang hamba harus waspada karena dia telah merasa taubatnya diterima, dan kemudian perasaaan itu justru menyeretnya kedalam lembah dosa yang lainnya.
Untuk itu ketahuilah, tauhid yang bersih merupakan kunci untuk meraih ampunan Allah subhanahu wa ta'ala. Namun hal ini tidaklah sesederhana dan semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan orang.

Meninggal diatas tauhid yang bersih merupakan salah satu dari kunci dari meraih ampunan dosa. Orang yang meniggal dalam keadaan syrik besar atau tidak bertaubat darinya maka dia pasti akan masuk kedalam neraka. Adapun orang yang meniggal dalam keadaan bersih dari syirik besar tetapi masih terkotori dengan syirik kecil sementara kebaikannya lebih berat daripada timbangan keburukannya maka dia pasti masuk surga. Dan orang yang meninggal dalam keadaan bersih dari syirik besar namun masih memiliki syirik kecil sedangkan keburukan/dosanya justru lebih berat dalam timbangan maka orang itu berhak masuk neraka namun tidak kekal di sana
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah ta’alaberfirman, “Wahai anak Adam! Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh isi bumi lalu kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi, dan dia menghasankannya)
Dari hadist di atas menunjukkan bahwa tauhid adalah salah satu kunci utama untuk meraih ampunan dari Allah. Dan ini bukan suatu hal yang mudah, karena syaratnya adalah harus bersih dari kesyirikan banyak maupun sedikit. sementara itu tidak ada yang selamat dan bersih kecuali orang-orang yang diselamatkan oleh Allah ta'ala. Allah berfirman :
"ada hari ketika tidak lagi bermanfaat harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89)."
Para ulama salaf berkata : "setiap maksiat adalah bentuk lain kesyirikan" dan sebagian salaf berkata : "tidaklah aku berjuang menundukkan jiwaku untuk menggapai suatu yang lebih berat dari pada ikhlas". Tidak ada yang bisa memahami hal ini kecuali seorang mukmin, maka dia tidak akan berjuang menundukkan jiwanya demi keikhlasan.
Sebagian manusia ada yang cita-cita hidupnya hanya mendapatkan dunia dan perkara itulah yang paling di kejar olehnya. hanya itulah yang pertama dan yang terakhir dicarinya. maka apabila ada orang semacam ini maka dia berada dalam kebinasaan dan kerugian.
Allah ta'ala berfirman "bagaimanakah pendapatmu mengenai orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahan?." (QS. Al-furqon: 43).
Terlalu berlebihan kecintaan kepada dunia sebagian orang tega menjadikan amal akhirat sebagai alat untuk menggapai ambisi-ambisi dunia semata!. Beralmal soleh semata-mata untuk menggapai kesenangan dunia tanpa ada keinginan untuk memperoleh balasan akhirat dapat menghapuskan pahala dan amalan yang telah di dapat.

Wallahuta'ala alam

1 komentar:

  1. http://afrioni-word.blogspot.com/2011/03/meraih-ampunan-allah.html...
    makasih...

    BalasHapus